Docsity
Docsity

Prepare for your exams
Prepare for your exams

Study with the several resources on Docsity


Earn points to download
Earn points to download

Earn points by helping other students or get them with a premium plan


Guidelines and tips
Guidelines and tips

KH. Darip atau KH. Muhammad Arif merupakan seorang pejuang kemerdekaan dan ulama Indonesia, Summaries of History

KH. Darip atau KH. Muhammad Arif merupakan seorang pejuang kemerdekaan dan ulama Indonesia. KH. Darip, lahir di Klender, Jakarta Timur pada tahun 1886. Ia tidak menempuh pendidikan formal. Pelajaran membaca dan menulis diperolehnya dari temannya. Ia putra bungsu dari tiga bersaudara buah pasangan dari H. Kurdin dan Hj. Nyai Ma'i.

Typology: Summaries

2021/2022

Available from 02/17/2023

yoshidax
yoshidax 🇮🇩

5 documents

1 / 4

Toggle sidebar

Related documents


Partial preview of the text

Download KH. Darip atau KH. Muhammad Arif merupakan seorang pejuang kemerdekaan dan ulama Indonesia and more Summaries History in PDF only on Docsity! Biografi KH. Muhammad Arif (KH. Darip) KH. Darip atau KH. Muhammad Arif merupakan seorang pejuang kemerdekaan dan ulama Indonesia. KH. Darip, lahir di Klender, Jakarta Timur pada tahun 1886. Ia tidak menempuh pendidikan formal. Pelajaran membaca dan menulis diperolehnya dari temannya. Ia putra bungsu dari tiga bersaudara buah pasangan dari H. Kurdin dan Hj. Nyai Ma'i. Sebelum menjadi ulama ia pergi ke tanah suci Mekah dan Madinah, selama lebih kurang 4 tahun untuk memperdalam ilmu agama. Selama di sana, dia banyak bergaul dengan tokoh-tokoh Islam dari berbagai negara. Sekembalinya ke Tanah Air. Ia mengawali perjuangan dengan berdakwah di sebuah musholla kecil yang kini berubah menjadi Masjid Al Makmur yang cukup megah di Klender. Keterlibatan KH. Darip dalam perjuangan merebut kemerdekaan dimulai pada masa kolonial Belanda. KH. Darip bergerilya bersama Bung Karno bergerak dibawah tanah khususnya di Tanjung Priuk dan Cilincing. Lalu pada tahun 1941 bersama KH. Muhammad Yusuf dari Depok, salah satu guru spiritual sekaligus penasehat Bung Karno, KH. Darip menyerang markas batalion X Belanda di Lapangan Banteng. Pada tanggal 1 Maret 1942, bala tentara Jepang mendarat di Banten. Beberapa hari kemudian, mereka memasuki Kota Jakarta. Setelah beberapa bulan Tentara Pendudukan Jepang berada di Jakarta, keadaan kota bukanlah lebih baik. Dimana-mana mulai kesulitan memperoleh bahan pokok seperti beras, jagung, dan barang kelontong lainnya. Kebutuhan pokok rakyat Jakarta dibawa oleh tentara Jepang melalui pelabuhan Tanjung Priok entah mau dibawa kemana .Kesulitan untuk memperoleh bahan pokok dirasakan oleh hampir seluruh rakyat di Jakarta. Di pinggir-pinggir jalan mulai kelihatan banyak rakyat yang kelaparan. Badannya kurus dan kering, pakaian yang dikenakan seadanya. Dengan keadaan yang semakin menyengsarakan rakyat Indonesia, KH. Darip kemudian memimpin masyarakat di Klender dan menghimpun para tokoh ulama dan jawara seperti H. Mursyidi dan H. Hasbullah serta napi rutan Cipinang. Dengan prinsip "mencintai Tanah Air merupakan bagian dari iman", KH. Darip membakar semangat ratusan pemuda dari Klender dan sekitarnya. Namanya yang sudah dikenal membuatnya dalam waktu singkat mengumpulkan banyak pengikut untuk melakukan perlawanan terhadap Jepang. Merasa mendapat serangan dari pasukan KH. Darip, pihak Jepang menjadi geram dan membuatnya merasa terancam. Pihak Jepang kemudian melakukan siasat untuk menundukkan KH. Darip. Pemerintah Jepang melakukan bujuk rayu harta dan jabatan kepada KH. Darip dengan tujuan agar KH. Darip menghentikan gerakan dan penyerangannya kepada tentara Jepang. Akan tetapi KH. Darip menolak dan tidak bisa ditundukkan dengan bujuk rayu Jepang. Maka Jepang mengambil langkah penangkapan terhadap KH. Darip sebagai pimpinan. Setelah diketahui bahwa dirinya akan ditangkap, KH. Darip melarikan diri dan bersembunyi mulai dari daerah Klender, Pulogadung, Bekasi, Karawang, Cikampek, hingga Purwakarta. Pada tahun 1943, Jepang berhasil menangkap KH. Darip, setelah dikhianati oleh kawannya sendiri yang memberitahukan tempat persembunyiannya. Dua tahun KH. Darip mendekam dipenjara dan terpidana mati. Sebelum di eksekusi mati, KH. Darip menerima penyiksaan secara tak manusiawi dari tentara Jepang. Selama dipenjara KH. Darip tetap menjadi pribadi yang sabar dan tetap taat beribadah. Ketika tragedi bom atom yang menimpa Hiroshima jatuh pada awal agustus 1945, sebagian tentara Jepang memilih kembali ke negrinya. melihat tentara Jepang yang tersisa dipenjara tinggal sedikit, pasukan KH. Darip kemudian menyusun strategi untuk membebaskan sang pimpinan. Perjuangan pun tak sia-sia, akhirnya KH. Darip berhasil dibebaskan. Setelah bebas dari penjara para pemimpin pergerakan melawan tentara pendudukan berdatangan dan menginap di kediaman KH. Darip, di antaranya adalah Sukarni, Kamaludin, Syamsuddin, dan Pandu Kartawiguna. Mereka menginap di rumah KH. Darip dan menyatakan bahwa sebentar lagi Indonesia akan merdeka dan mereka membicarakan pengusiran terhadap orang-orang Jepang. KH. Darip memerintahkan anak buahnya untuk menyerbu dan mengusir tentara Jepang di Pangkalan Jati, Pondok Gede, Cipinang, Cempedak, sepanjang Kali Cipinang dan lain-lain.[1] Hari Proklamasi makin dekat dan keadaan makin panas saja. Tetapi KH. Darip telah mempersiapkan anak buahnya. KH. Darip juga mendatangi gudang-gudang beras di Klender untuk memblokir beras yang ada jangan sampai keluar dari Klender. Maka jadilah Klender wilayah pertahanan yang merupakan gudang makanan dan persenjataan ala kadarnya. KH. Darip mempersiapkan hal tersebut di atas setelah Jepang mengumumkan menyerah tanpa syarat kepada Sekutu yang berita ini diketahui oleh kalangan pemuda bangsa Indonesia melalui berita siaran radio BBC (British Broadcasting Corporation) London. Pada saat yang sama Soekarno dan Hatta baru kembali ke Tanah Air memenuhi panggilan Panglima Mandala Asia Tenggara, Marsekal Terauchi di Saigon, Vietnam. Saat kembali ke Tanah Air, Soekarno ditemui para pemuda untuk membicarakan kemerdekaan Indonesia. Kemudian pada tanggal 16 Agustus 1945 pukul 04.00 WIB,
Docsity logo



Copyright © 2024 Ladybird Srl - Via Leonardo da Vinci 16, 10126, Torino, Italy - VAT 10816460017 - All rights reserved